Applause Untuk Pendidikan Pessel

OLYMPUS DIGITAL CAMERAOleh: Haridman Kambang

Dunia Pendidikan Kabupaten Pesisir Selatan kembali menghentak publik  Provinsi Sumatera Barat. Sejumlah media massa semenjak Jumat (15/5) hingga Senin (18/5) lalu melansir hasil Ujian Nasional (UN) tingkat SLTA tahun 2015. Daerah yang sedang naik daun berkat Carocok dan Kawasan Wisata Bahari Terpadu (KWBT) Mandeh ini, menempati peringkat pertama di Sumbar pada Ujian Nasional (UN) tahun 2015 tingkat SMA dan MA.

Yang mencengangkan publik, daerah yang baru lepas dari status tertinggal itu justeru mengungguli kota dan kabupaten berprediket Kota Pendidikan, misalnya Bukittinggi, Padang dan Padang Panjang. Persentase nilai kelulusan SMA dan MA di kabupaten ini mencapai 100 persen. Pada jurusan IPA, Pesisir Selatan menempati peringkat pertama di Sumbar yang diperoleh dari siswa MA atas nama Agnes Ta Efendi dari MA Negeri Linggo Sari Baganti dengan nilai 498,2 atau nilai rata rata 83.

Namun sangat disayangkan warga yang selama ini getol mengkritisi pendidikan daerah itu menanggapi dingin hasil UN tersebut. Penulis melihat, publik di Pessel belum adil memberikan penilaian terhadap kerja para pendidik di Pessel. Warga amat kikir memberikan tanggapan positif dan terlalu bernafsu mengkritik bila ada sedikit saja kesalahan.

Masih teringat jelas dalam fikiran kita terutama para pendidik tragedi tahun 2013 lalu dimana hasil UN dan ranking anak-anak Pessel anjlok. Prestasi melorot ke nomor buncit. Ketika itu tudingan bertubi-tubi datang pada institusi penyelenggara pendidikan dan seluruh penyelenggara pendidikan, tudingan tidak hanya datang dari kampung tapi juga perantau.

Tahun ini adalah titik kisar pendidikan Pessel semenjak anjlok pada 2013 lalu. Tahun 2013 Dinas Pendidikan Pessel di bawah komando Rusma Yul Anwar melakukan evaluasi besar-besaran agar setelah itu prestasi Pessel membaik. Ada empat hal yang dibenahi ketika itu. Pertama siswa, kedua guru, ketiga masyarakat dan ke empat pemerintah dalam hal ini secara khusus autokritik Dinas Pendidikan itu sendiri. Siswa, guru, masyarakat dan pemerintah adalah segi empat yang dapat menciptakan pendidikan lebih baik.

Siswa adalah objek pendidikan, baik yang dikelola secara formal maupun non formal, semisal pelatihan atau yang tergabung dalam BLK dan sejenisnya. Siswa kita dengan silabus pendidikan yang demikian terencana dari pusat ditambah materi lokal, memang dihadapkan pada dilema Ujian Nasional. Ujian Nasional adalah hantu yang selalu ditakuti, siswa sedari dini  menguasai materi-permateri.

Selanjutnya guru. Motivasi guru dalam mengajar jangan sampai mentok hanya pada tataran keinginan untuk lulusnya anak didik seratus persen. Akan tetapi motivasi guru diubah anak didik lulus seratus persen dengan kualitas lulusan yang bagus.

Masyarakat diharapkan mampu memberikan dorongan kepada siswa agar proses belajar mengajar bisa terlaksana, dukungan itu bisa dalam bentuk materi atau non materi. Kedua duanya sama sama mendukung pendidikan. Baik buruknya lingkungan sekolah  juga tergantung masyarakat disekitar sekolah berada. Masyarakat sudah berani menjalankan tugasnya “mengusir” siswa yang keluyuran dijam sekolah untuk kembali ke sekolah.

Terakhir pemerintah. APBD Pessel sudah menuju angka 20 persen untuk pendidikan semenjak beberapa tahun lalu. Demikian keempatnya berperan dalam pendidikan Pessel, semua bulat – sepakat kualitas pendidikan Pessel berubah. Bulatnya malah tidak lonjong dan sumbing.

Masih ingatkah warga Pesisir Selatan apa yang terjadi setahun pasca dilakukannya evaluasi besar-besaran itu? Pessel melejit meraih peringkat ke dua Sumbar. Tidak hanya itu, anak – anak lulusan sekolah di Pessel tahun 2014 lalu diterima pula di perguruan tinggi negeri favorit yakni perguruan tinggi pencetak para menteri misalnya Universitas Indonesia, Institut Tekhnologi Bandung, UGM dan lain – lalin.

Pada tahun 2014 siswa tamatan SMA/MA/SMK yang diterima pada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SMNMPT) sebanyak 287 siswa. Sedangkan total siswa yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) tahun 2014 sebanyak 988 orang.

Pada tahun ini diperkirakan terjadi kenaikan yang cukup tinggi yakni pada seleksi awal SNMPTN tahun 2015 jumlah siswa tamatan SMA yang diterima mencapai 300 siswa. Sesuai target, siswa tamatan SMA/SMK/MA yang diterima pada perguruan tinggi negeri pada tahun 2015 meningkat dari 2014 yakni menjadi 1.000 orang.

Maka pantas kiranya segenap warga di sini memberikan applause dan acungan jempol buat Dinas Pendidikan Pessel yang di nahkodai Rusma Yul Anwar. Kita warga Pessel jangan kikir memberikan ucapan selamat dan berterima kasih pada institusi yang telah membuat nama daerah itu melambung.

Source : http://www.pesisirselatankab.go.id

Tinggalkan komentar